Mimpi : Pesantren Riset

1. Pesantren ini terletak jauh dari keramaian kota. Tampak pemandangan alam yang membentang luas memberikan rasa damai. Terlihat cerah wajah-wajah dari santri dan pengasuhnya. Tentu selain karena lingkungan yang nyaman juga kurikulum dan pengasuhan yang mampu membangkitkan semangat belajar para santri.



2. Para santri belajar tentang bertani dan beternak, selain untuk kehidupan sehari-hari juga menjadi sarana belajar berwirausaha. Kurikulum pelajaran pun didesain agar mampu menyalurkan potensi santri. Tidak semua pelajaran yang ada dalam kurikulum pemerintah diajarkan di kelas. Pelajaran yang wajib diikuti santri adalah matematika, Bahasa Indonesia dan sains/sosial (pilihan wajib). Itupun didesain lebih aplikatif. Selain pelajaran tersebut para santri dapat memilih pelajaran lain sesuai dengan yang dibutuhkannya.
3. Kenapa sains/sosial? Memang sejak awal tujuan didirikannya pesantren ini adalah untuk melahirkan ilmuwan sains/sosial yang memiliki pondasi agama yang kokoh. Namun jangan dibayangkan pelajaran diajarkan seperti di sekolah-sekolah pada umumnya. Dalam pelajaran sains/sosial, santri telah diberikan pelajaran riset sederhana. Salah satu syarat kelulusan, setiap santri membuat riset dan dituangkan ‘disertasi’.
4. Sebagai sebuah pesantren, pendidikan agama ditangani oleh bagian asrama, bukan sekolah. Tujuannya adalah agar lebih nyambung dengan pola kehidupan santri sehari-hari. Metode yang dgunakan adalah talaqi, santri dibimbing ustadz untuk mengkaji suatu kitab dalam sebuah majelis halaqah. Menghafal Qur’an juga menjadi program wajib. Namun target ditentukan oleh santri sendiri, baik waktu menyelesaikan hafalan maupun jumlah juz yang dihafal.
5. Kegiatan ekstrakurikuler mendapatkan porsi yang cukup banyak. Hal ini dimaksudkan agar santri dapat mengembangkan potensinya.
6. Kesederhanaan terlihat dari fasilitas dan pola hidup warga pesantren. Karena sistem pembayaran di pesantren ini menggunakan metode ‘seikhlasnya’. Seikhlasnya bukan harus berarti sedikit tentunya. Beda. Dengan bangunan yang sederhana, pesantren ini memiliki perpustakaan yang koleksi bukunya cukup banyak mendukung proses belajar. Laboratorium ada dengan berbagai sarana dan prasarananya, namun kebanyakan praktik adalah di alam sekitar pesantren.
7. Ustadz yang mengasuh tidak terlalu banyak, namun memiliki keterampilan yang baik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Semua saling belajar bahkan riset pun dikerjakan bersama-sama antara santri dan ustadz. Demikian pula dalam beternak dan bertani serta pengolahan hasilnya hingga ke pemasaran, para ustadz juga terlibat langsung.
8. Pesantren tersebut sementara masih ada dalam mimpi saya. Bismillah, inilah cita-cita besar saya. Mohon doanya. Yang pengin bergabung, ayoo!!

Bagikan artikel melalui :

KOMENTAR

0 comments:

Posting Komentar