KYAI vs SANTRI BANDEL

1. Teringat sebuah kisah tentang Kiai Umar ketika menerima laporan dari pengasuh asrama tentang tingkah polah santri-santri yang bandel. "Tolong tuliskan nama-nama mereka dengan lengkap, semuanya. Diurutkan dari yang paling bandel, cukup bandel, bandel dan seterusnya", demikian pesan Kiai Umar kepada beberapa pengurus pesantren Al-Muayyad pada suatu hari.
2. KH. Ahmad Umar Abdul Mannan, pengasuh Ponpes Al-Muayyad Solo yang merupakan pondok pesantren Al-Quran, dirintis tahun 1930 olen K.H. Abdul Mannan bersama K.H. Ahmad Shofawi dan Prof. K.H. Moh Adnan, dan menjadi bersistem madrasah pada tahun 1937 oleh KH. Ahmad Umar Abdul Mannan.
3. Para pengurus senang sekali diperintah Kiai Umar, sebab dengan demikian, pikir mereka, sebentar lagi para santri yang bandel-bandel itu yang selama ini bikin gaduh di pesantren, segera angkat kaki dari pesantren. Para pengurus itu, kiranya, sudah sedemikian jengkelnya kepada santri-santri yang bandel.
4. "Rasain kalian", demikian kira-kira ungkapan mereka, sambil menyusun daftar santri-santri yang bandel. Dengan penuh semangat, mereka serius sekali mendata nama-nama itu. Setelah dirasa lengkap, diserahkannya data-data tersebut kepada Kiai Umar. Tinggal menanti "vonis" dari Kiai Umar. Puas, demikian hati mereka.
5. Sehari dua hari, mereka menanti "vonis" dari Kiai Umar. Seminggu dua minggu. "Vonis" dari Kiai Umar belum juga ditetapkan. "Kenapa Pak Kiai belum juga memberikan hukuman kepada para santri itu?" para pengurus bertanya-tanya. Akhirnya, para pengurus memberanikan diri untuk bertanya kepada Kiai Umar, tentang kapan para santri bandel itu dijatuhi hukuman.
6. Kiai Umar memberikan penjelasan, "Saya minta kalian membuat daftar nama-nama mereka bukan untuk saya hukum, tetapi saya ingin menyebut nama-nama mereka dalam tahajjud-ku, dalam ibadah malam-ku. Saya ingin mereka semua mendapatkan hidayah & rahmah dari Allah Swt, dan salah satu jalannya adalah aku sebut nama-nama mereka dalam dzikir-ku.
7. Teringat juga nasihat Ustadz Daris, lima tahun lalu. "Ketika dada kita sesak karena tingkah anak-anak, bertasbihlah dan memuji nama Allah. Kemudian doakan mereka dalam sujud-sujud kita. Lihatlah! Tetes-tetes air hujan yang sebening kristal itu berasal dari awan hitam yang pekat." Dan beliau telah membuktikan ..

Bagikan artikel melalui :

KOMENTAR

0 comments:

Posting Komentar