Cara Mengatasi Kelas Yang Berisik
Pertanyaan:
Saya mahasiswa PPL, baru 2 kali ngajar di kelas, mungkin krn saya blum dpt menguasai kelas jadi ramai, dan saya mencoba dgn nada ancaman unt menertibkanya. Menurut Pak Gene bgaimana solusinya unt mengurus anak2 yg bs dibilang susah diatur. Saya sempat observasi pembelajaran guru senior, ada sedikit hukuman fisik bagi yg ramai, dan berhasil, apa saya harus meniru?
Jawaban:
Kalau mau berikan hukuman fisik kepada siswa, dan tidak berhasil, besok hanya bisa berikan hukuman fisik lagi, atau tambah banyak. Apa kl sudah push-up seratus kali, masih mau diteruskan? Itu bukan solusi. Hanya mengajarkan mereka bahwa orang yang berkuasa (guru) bisa melakukan semaunya terhadap orang lemah (siswa) tanpa peduli pada hak, kewajiban atau keadilan. Pokoknya, guru berkuasa (seperti diktator). Satu guru suruh push-up, yang lain suruh bersihkan WC, yang lain suruh jemur di lapangan, yang lain suruh menulis surat, dan satu guru yang lain bisa suruh datang ke rumahnya untuk cuci baju, potong rumput, masak ayam goreng, dan pijit kakinya. Hehe. Terserah guru maunya bagaimana. Itu pelajaran yang buruk bagi siswa. Guru berkuasa dan bisa berikan hukuman apapun yang dia inginkan, dan antara 2 guru tidak sama, dan untuk satu guru sendiri mungkin tidak konsisten (minggu ini push-up, minggu depan menulis surat, dsb.)
“Hukuman” (apalagi hukuman fisik) adalah sistem buruk, yang sudah puluhan tahun tidak dipakai di manca negara, tapi masih berlaku di sini. Jadi bagaimana? Kelas ramai dan tidak mau diam? Guru baru, tidak percaya diri? Bisa lakukan apa?
PERTAMA, harus percaya diri. Percuma kalau gugup dan tidak yakin. Bilang pada diri sendiri, “Saya guru yang baik insya Allah, dan siswa ini mau belajar dari saya karena saya akan bantu mereka menjadi orang yang berhasil!” Dan bicara seperti itu terus pada diri sendiri, sampai percaya. Kalau masih tidak percaya pd diri sendiri, pura2 saja. Bayangkan anda jadi aktor, dan anda akan dibayar 1 milyar untuk berperan dalam film baru. Peran anda sebagai guru paling hebat sepanjang zaman, dan di setiap kelas, anda harus membuat semua siswa terpesona dan senang belajar. Siap? Action! Anggap kamera sedang merekam, dan pura2 menjadi tokoh guru yang luar biasa di dalam film itu. Pura pura saja (akting). Siswa tidak akan tahu bedanya kl akting anda bagus!
KEDUA, percayalah bahwa hampir semua anak ingin “belajar”, dan 99,9% dari anak mau berhasil di dunia ini. Nyaris tidak ada anak yg punya cita2 masuk penjara atau jadi preman! Tapi mereka tidak mau dibuat bosan. Bagaimana anda bisa membuat mereka ingin belajar, dan tidak berikan pelajaran yang membosankan? Yakinkan diri sendiri bahwa anda bisa membuat mereka senangi pelajaran di kelas, dan pikirkan terus, “Bagaimana saya bisa membuat pelajaran ini lebih menarik?” Atau, “Kalau saya jadi siswa, saya inginkan guru saya lakukan apa agar topik ini menarik?”
KETIGA, anda baru masuk kelas. Siswa tidak kenal anda yang langsung berisik. Panggil mereka dgn nama mereka dan tanya siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini (berikan pertanyaan yang sulit dijawab, berkaitan dgn tema hari itu). Banyak siswa akan perhatikan anda. Bertanya pada siswa yang sedang ngerumpi apa mereka bisa jawab. Tidak bisa? Pilih siswa lain yang sedang diskusi, dan tanya dia. Dan begitu seterusnya.
KEEMPAT, jangan berdiri di depan kelas. Kalau siswa yang ramai itu ada di samping atau di belakang, maka jalan ke sana, dan berdiri di sebelah mereka. Pindah dari depan, ke kiri, ke kanan, ke paling belakang, ke depan lagi. Siswa akan ikuti anda, dan siswa yang tidak fokus akan lihat semua siswa lihat ke belakang, dan akan lihat ke sana juga (dan mungkin berhenti bicara).
KELIMA, kalau masih tidak berhasil, dan tidak ada pertanyaan atau komentar apapun yang membuat sekian banyak siswa mau perhatikan anda, maka berdiri di depan lagi. Menyatakan dengan suara keras: “Maaf anak2, kalau tidak mau belajar dengan saya sekarang, harus belajar di rumah, jadi ada banyak sekali PR nanti. Saya akan catat jumlah PR di papan tulis.”
Di pinggir papan tulis, membuat 5 segitiga yg kelihatan dari jauh. Banyak anak akan bertanya, “Apa itu??”
Jawab, “Tidak usah pikirkan itu. Hanya untuk ingatkan saya nanti berapa soal yang perlu diberikan untuk PR karena semuanya tidak mau belajar sekarang.” [PR itu adalah efek dari sikap mereka tidak mau belajar di kelas. Jadi silahkan saja belajar di rumah kl mau. Mereka disuruh pilih sendiri!]
Siswa akan bertanya, “Satu segitiga = satu soal??” Jawab, “Ohh tidak. Bisa 10 soal, atau satu halaman, atau 5 halaman. Jangan dipikirkan. Itu hanya untuk saya saja! Lupakan saja!” Dan langsung buat 3 segitiga baru. Jadi ada 8 sekarang. [Kl anda suruh jangan pikirkan, mereka malah akan pikirkan terus!]
Mengatakan, “Kalau anak2 tidak mau gantikan waktu di kelas dengan PR, tolong minta teman2 anda diam dulu, biar kita bisa belajar bersama!” [Ini disebut “peer-pressure” atau tekanan dari teman kelas. Hampir selalu terbukti efektif, karena siswa lain yang suruh diam, bukan guru.]
Sekarang, seharusnya anak yang mau belajar akan suruh teman kelas diam. Pastikan dilakukan dengan cara baik, sebatas suruh diam, tidak menghinakan atau pakai kata kasar dsb.
Kalau berhasil, maka berterima kasih pada anak yang berisik di belakang (sebutkan namanya) dan bertanya apa dia bisa jawab pertanyaan anda dari tadi, yang masih belum dijawab.
Dari pengalaman saya, ini hampir selalu berhasil, dalam hitungan satu menit atau kurang.
Kalau terjadi lagi di waktu lain, pakai lingkaran, lalu kotak, dsb. Mereka selalu tidak tahu maknanya, dan memang tidak ada maknanya. Hanya untuk membuat mereka fokus pada pilihan “Mau belajar sekarang, atau di rumah? Terserah!”
KEENAM, kalau berhasil, dan kelas dimulai, hapus beberapa dari segitiga, dan tinggalkan 4. Hapus satu lagi, satu lagi, sisakan 1 untuk ahkir kelas. Pas kelas mau selesai, hapus yang terakhir. Kalau di tengah kelas mulai berisik sekali (lebih dari yang wajar atau bermanfaat) mulai tambahkan segitiga lagi sehingga mereka kembali tenang.
KETUJUH, kalau tidak berhasil, maka perlu dicek berapa banyak siswa yang masih berisik itu walaupun teman kelas sudah suruh diam, dan mereka tidak mau peduli pada guru. Misalnya ada 4 anak di belakang. Datang ke mereka, bicara dengan lembut dan cek mereka sedang bahas apa. Mungkin ada masalah serius, misalnya kakaknya alami kecelakaan motor. Jadi dia memang “terganggu”, tidak bisa konsentrasi, dan tidak bisa dipaksakan diam. Ada alasan. Kalau memang ada alasan, atasi dengan cara lembut, mungkin dgn biarkan dia diskusi terus, tapi minta dia pakai suara kecil.
KEDELAPAN, kalau memang tidak ada “alasan” yang bagus, dan mereka hanya bahas sinetron, maka bilang bahwa mereka harus dipindahkan, dan suruh mereka pisah tempat duduk karena diskusi terus, dan tidak mau konsentrasi. Pindahkan ke tempat duduk baru.
KESEMBILAN, perlu diingat bahwa anak memang berisik. Minta mereka diam terus sangat tidak wajar. Jadi harus bisa toleransi anak yang diskusi, dan tidak perlu disalahkan terus. Diam tidak selalu penting. Banyak anak bertanya pada anak sebelah karena tidak paham. Kenapa itu salah? Jadi guru hendaknya tidak duduk di depan kelas, tetapi jalan terus, agar selalu dekat dgn siswa yang sedang belajar. Berdiri atau duduk di dekat mereka, dan cek apakah mereka paham apa yang dilakukan, dan siap pindah tempat terus untuk membantu yg lain.
KESEPULUH, senyum terus pada siswa. Menjadi sahabat mereka, yang siap membantu mereka menjadi orang yang berhasil. Jangan bersikap seperti sipir penjara atau sersan tentara. Mereka tidak butuhkan itu. Kalau mereka inginkan itu, tinggal daftar untuk bela diri, atau latihan bola. Tujuan anda bukan untuk menjadikan mereka “robot” jadi harus terbuka untuk menerima mereka dalam keadaan apapun (termasuk berisik) dan bantu mereka menjadi lebih cerdas dan lebih bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Thanks Mr. Eugene for the sharing about Classroom Management. :)
0 comments:
Posting Komentar