Berlibur ke Rumah Kakek : Tema Mengarang yang Membuat Stress Anak Kelas Satu

Pada saat belajar malam untuk mengerjakan pekerjaan rumah, keponakanku yang masih duduk di kelas satu pada sebuah sekolah dasar yang orang-orang bilang sekolah favorit dan terbaik di Magelang terlihat uring-uringan dan marah-marah kepada ibu dan ayahnya. Belajar malam menjadi sebuah suasana yang menjengkelkan bagi semua : kakaknya yang masih duduk di kelas 5, ibunya yang mendampingi belajar dan ayahnya yang masih menyelesaikan pekerjaan. Selidik punya selidik ternyata PR-lah yang menjadi pangkal keributan belajar malam tersebut.

Orang sebetulnya boleh menyepelekan PR bahasa Indonesia yang meminta siswa membuat karangan dengan tema "Berlibur ke Rumah Kakek”. Anda jangan menganggap enteng PR ini untuk keponakan saya, karena permasalahannya adalah kami ini keluarga besar yang tinggal dengan ayah dan ibu. Sehingga saya dan kakak-kakak saya termasuk anak-anak dari kakak saya tinggal satu rumah dengan ayah ibu saya. Artinya keponakan saya ya tinggal satu rumah dengan kakek, sementara ayah saya adalah satu-satunya kakek keponakan saya.

Keponakan saya yang sebetulnya baik (karena ingin patuh dengan guru) bingung setengah mati membuat karangan seperti itu. Apa yang bisa ia ceritakan dan banggakan kepada teman-teman sekolahnya? Sementara itu, ibu guru wali kelas memberikan tugas terlalu 'leter-lek ' atau kaku, harus sesuai dengan apa yang ada dalam buku teks pelajaran "Bina Bahasa Indonesia, untuk Kelas 1 SD/MI”.

Sungguh menyedihkan jika siswa-siswa cerdas seperti ini harus terbentur oleh sikap guru yang kurang bijak. Pelajaran mengarang seharusnya menjadi pelajaran yang sangat menyenangkan bagi para siswa, karena di sinilah para siswa mencoba untuk memperlihatkan apa yang mereka miliki atau alami. Sesuai dengan perkembangan seorang anak kelas satu, yang selalu ingin memperlihatkan segala sesuatu yang menyenangkan kepada teman-temannya (orang sering menyebutnya 'suka pamer’) maka mengarang juga menjadi sarana anak untuk 'pamer’ tersebut. Anak-anak secara alami memang suka memamerkan apapun kepada teman-temannya.

Sebetulnya keponakan saya bisa saja menulis ngawur alias benar-benar "mengarang”, bukan dari pengalaman pribadi, tapi bukan pribadi seperti keponakan saya. Ia ingin menulis apa adanya. Akhirnya setelah bernegosiasi a lot dengan ayah dan ibunya, dengan senang dan mengalir apa adanya ia menuliskan pengalaman yang mengesankan : Berlibur ke Rumah Paman, yaitu ke Jakarta ke tempat saya dan ke Bogor, tempat pamannya yang lain. Meski ada sedikit kekhawatiran : IBU GURUNYA GALAK!

Bagikan artikel melalui :

KOMENTAR

0 comments:

Posting Komentar