"Ah cuma kecil kok!"

Aku menerima kabar duka dari rumah, seorang teman SD ku meninggal dunia. Seorang perempuan dengan usia sedikit lebih muda dariku yang tak lama lagi akan menjadi seorang istri. Kenapa dia meninggal dalam usia seperti itu? Itulah pertanyaanku yang tentu aku ingin tahu jawaban sebab-akibat, selain 'takdir' tentunya. Kecelekaankah? Sakitkah? Entah .

Isi staples.
Itulah jawaban yang akhirnya aku dapatkan. Bagaimana bisa benda sekecil rambut itu 'membunuhnya'?

Beginilah cerita yang aku dapatkan...

Suatu hari dia membeli sebungkus nasi goreng di Sayangan, sebuah tempat yang dikenal sebagai pusat jajanan makanan di kota Muntilan. Kita bisa temui cap cai, nasi goreng, bakso, soto, mie ayam, siomay dan banyak lagi makanan yang dijajakan dalam tenda-tenda yang berderet. Makanan rakyat.
Setelah sampai rumah ia melahap nasi goreng yang rasanya memang benar-benar membuat lidah ketagihan (setidaknya seperti itu yang aku rasakan). Secara tidak sengaja, straples yang digunakan dalam kertas pembungkus ikut termakan.

"Ah .. ora opopo (Ah .. nggak apa-apa)", itulah yang terbersit dipikirannya. Alhamdulillah isi straples masih dalam kondisi 'terlipat', artinya dia tidak khawatir akan menggores saluran pencernaannya, pikirnya. Dan memang beberapa hari selanjutnya dia tidak mengeluhkan adanya masalah di saluran pencernaannya.

Akhirnya, suatu hari ia mengeluhkan sakit di perutnya. Seperti biasanya seseorang jika sakit perut, ia beli obat dari warung. Namun sakit perut kali ini berbeda, semakin hari sakitnya semakin tak tertahankan. Jika ia makan atau minum, perutnya sakit melilit luar biasa. Berak yang disertai darah pun akhirnya menyerangnya.

Di bawalah ia ke Puskesmas. Dokter dari puskesmas memberinya obat typus dan diare. Tak membuahkan hasil sama sekali. Akhirnya di bawalah ia ke rumah sakit...


Ileum, bagian dari small intestine-usus halus-nya telah membusuk dan berkarat. Itulah kata dokter, setelah melihat hasil dari foto Rontgen. Membusuk dan berkarat?

Diketahuilah, isi staples telah merobek-robek ileumnya dan bersarang di dindingnya. Isi staples yang terbuat dari besi (Fe) tentu sangat mudah untuk bereaksi dengan air yang menghasilkan karat (FeO2).

Dokter harus memotong ususnya yang telah membusuk, sepanjang kira-kira 20 cm sebanyak tiga tempat, karena usus saling menempel satu sama lain. Namun sebelum tindakan medis dilakukan, tubuhnya sudah tidak mampu untuk menahan reaksi perkaratan straples. Ia menghapus harapan ibunya untuk memiliki menantu, ia tinggalkan toga yang sebentar lagi ia kenakan dalam wisuda ... ia tinggalkan semuanya ...

---

"Ah, cuma kecil kok."
"Ah, sedikit doang. Nggak apa-apa."
"Kalau cuma sebentar, nggak masalah."

Kalimat seperti itulah yang sering kita ucapkan. Kita sepelekan hal-hal yang menurut kita remeh temeh, namun akhirnya dampaknya tak sesederhana yang kita duga.

Benarlah kata bijak orang jawa :
"Kriwikan dadi grojogan," aliran air kecil bisa mengakibatkan air terjun.

Memang...., orang itu akan tersandung oleh kerikil-kerikil kecil di jalanan. Tak ada orang yang kesandung pos kamling kan?

Orang keloloden (maap nggak tau translate-nya ...) oleh cuilan daging. Bukan oleh onggokan ingkung utuh ...

So, berhati-hatilah dengan hal-hal yang kita anggap remeh ...

Bagikan artikel melalui :

KOMENTAR

0 comments:

Posting Komentar