Dari Sebuah Blog Anak Sekolah : Guru Brengsek





Berikut ini curhat seorang anak sekolah dalam blognya :

-o0o-

Guru Brengsek

beberapa kata dalam tulisan ini agak kasar dan mungkin tidak sesuai dengan anak dibawah umur, meskipun sedapat mungkin saya batasi kata-kata saya itu.
Tau gak kenapa gue tulis judul ginian? ini judul yang mungkin paling memancing kontra, tapi tentu saja akan tetap kuutarakan kebencianku pada guru ini. Guru ini mengajar di beberapa SMA, dan juga mengajar di SMA saya, SMA XXX, nama guru itu XXX, dan yang dapat kuberitahu adalah mata pelajaran yang diajarnya, yaitu seni lukis. ya, saya suka menggambar, saya suka mata pelajaran ini, saya suka seni, tapi hanya jika tanpa orang ini. Guru ini sudah agak tua, dan saya tidak mau tahu berpa umurnya. kehadirannya dalam kelasku cuma bikin banyak siswa jadi lemah, lelah, lunglai, lemes, dan lapar mungkin…
Kalau ada rating guru, dari angka 0 sampai 10, aku mungkin akan memberikan nilai…. heh, bahkan aku tak sudi memberinya nilai. Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, tapi guru yang satu ini bukan pahlawan, tidak punya jasa apapun dan karena itu pantaslah dia tidak memiliki tanda jasa. dia ini memang bukan pahlawan, bahkan kau bisa menjulukinya apa saja, penjahat, penjajah, dsb. Jasa? dia bahkan cuma bikin susah anak murid.

kita beralih pada alasanku membencinya. pertama, angka yang akan diberikannya sebagai penilaian adalah 6 s/d 9, dan bukan hal yang gampang mendapat nilai 8, kalau dia sudah melihat baik adanya, angka yang akan diberi adalah 7. kita sudah kerja dengan penuh semangat mengharapkan angka 8 dan melupakan segala dendam, hasilnya baik, dan lumayan baik jika memang ia mengerti seni, dan apa yang kudapat? nilai 7. 7, 7, dan 7. selalu saja 7. dan sebagai catatan bukan cuma aku. kalau memang hasilnya baik, bagus, dan enak dipandang, apa susahnya sih kasih nilai 8. bikin semangat siswa kan? bukannya demikian, justru bikin sakit hati. Brengsek lo, gue marah nih!
alasan kedua, dia gak mau dengar alasan apapun. bayangkan, aku udah bikin dari rumah PRnya. di sekolah dia coret pekerjaan rumahku dengan alasan dia melihat aku kerja disekolah. ya ampun, aku jelaskan aku tadi cuma bikin kolom tanda tangan untuk penilaian dan menghapus beberapa coretan, itu bukan masalah besar kan??? tapi dasar gengsinya terlalu tinggi tetap aja aku yang disalahin. ada juga kejadian seperti ini, buku gambarku sudah habis. aku lapor dan dia suruh gambar di sehelai kertas gambar. oke, aku kerjakan dan juga sudah diberi nilai. kertas itu lalu aku klip bersama dengan buku baru minggu berikutnya. saat pengambilan nilai, guru itu tidak mau ada yang menggambar dalam lembaran, dia mau di gambar di atas buku. kujelaskan sekali lagi dan dia ingin saya menggambarnya sekali lagi. dan sudahlah, tak kugambar dan kubiarkan nilai untuk gambar itu kosong.
alasan ketiga, mukanya jelek banget, tau gak? tidak ada ekspresi dan tidak enak dilihat. silahkan membayangkan, yang pasti bagi saya mukanya membosankan, bikin mood jatuh, gak semangat menggambar, menjijikkan sometimes. aku gak bilang aku keren2 amat, aku jelek juga kok, tapi aku tetap bisa menilai mukanya orang.
alasan keempat, pilih2 orang. kalo yang pintar disayang, terutama cewek. dan yang kelihatan berandalan dicap jelek. ya ampun itu kan cuma penilaiannya. mungkin memang gayanya berandalan tapi semangat belajarnya tinggi.
alasan kelima, penguasaan kosakata yang minim. berikut kata-kata yang selalu diucapkannya saat mengajar dengan nada dan suara yang persis seperti minggu sebelumnya:
“ya saya baca namanya, bawa prnya kedepan, nanti saya kasih nilai”
“Ya, buka modulnya, no …, jadi kalian bikin yang…”
“kerja pakai tangan bukan pakai mulut”
“jangan ribut, kalau ribut saya kasih minus”
“pr modul nomor … dan kerjakan prnya, sebab kalau ada yang kosong jelek nanti nilainya”
alasan keenam, guru atau salesman? asal kamu tau, guru ini mencetak bukunya sendiri, dan menjualnya kepada siswa, jika tidak dibeli, kalian tahu kelanjutannya. buku dengan kualitas kertas buruk, tipis, buku dengan cover jelek, desain buruk, gambar karyanya sendiri dan sebagian besar hanya gambar hasil kamera atau scanning dan mungkin saja fotokopi dari majalah. orang ini lulusan seni, tapi menyalahgunakan jabatannya untuk hal-hal yang merugikan siswa.
alasan ketujuh, tidak becus jadi guru. Datang ke kelas, memeriksa tugas, memberi tugas, dan akhirnya keluar dari kelas setelah jam pelajarannya selesai. apa ada bagian yang hilang? ya, bagian mengajar. bahkan dia tidak memberikan materi pelajarannya. yang ada dalam modul yang dia buat hanya termuat tugas-tugas. tidak ada penjelasan, tips, atau apapun yang membantu dalam proses menggambar. guru itu juga sering keluar cari angin atau baca koran. guru macam apa itu? kasus lain, saat mengajar perspektif bidang, banyak siswa yang sewaktu smp tidak diajari bahan ini, jadi beberapa bertanya saat ia menjelaskan sedikit tentang hal itu. kata temanku:”Pak kenapa bisa begitu” sambil menunjuk gambar yang dipapan. dan kau tahu apa jawabnya? “karena memang begitu” ini membuktikan orang ini bukan seorang pendidik tapi guru gadungan. sekolah ternyata telah membuang-buang uangnya untuk orang tak becus seperti ini.
alasan kedelapan, Bawa2 masalah ke sekolah/tidak professional. Saya tahu upah/gaji guru sangat kecil dan tidak cukup bila hanya mengajar di satu sekolah. semua dosa di atas menggambarkan betapa tidak professionalnya guru semacam bajingan ini. masalah yang dia pendam, seharusnya tidak dibawa ke sekolah, karena hanya merugikan siswa. siswa sudah membayar uang sekolah yang mahal dan hanya mendapat pendidikan murahan. semoga semua guru yang satu type dengan guru yang saya ceritakan tadi sadar, membenahi dirinya sebisanya. kasihan generasi penerus bangsa yang akan datang nanti. semua dunia, termasuk dunia pendidikan ini selalu saja tak lepas dari hal-hal yang tercela seperti ini.

4 responses to this post.

  1. Posted by Guru setan! on February 18, 2010 at 12:53 am
    Setuju! Guru brengsek gitu mati aj ake laut.
    Di sekolah saya! Ada guru Fisika yag brengsek!
    Bayangkan! Saya diberi tugas khusus! Lalu saya kumpulkan tapi nitip temen sekalian.
    Gak diterima! Katanya pulang sekolah aja ok. pulang sekolah saya datang. Udah tau pulang pulang sibuk eh tuh guru gak ada! ok kasih lah. nah besoknya.. Kebetulan paginya masuk kelas jam 7. Saya tidak sempat mengumpulkan tugasnya. Istirahat 1. Kebetulan ada misa di gereja ( saya agama kristen)
    saya makan terus udah disuruh berangkat. gak sempet ngumpulin lagi.. Istirahat ke-2. GAk sempet lagi.
    guru mau konsultasi ama temen. gak bisa kumpul.
    Nah pulang skola mau kumpul. Dianya marah?! bilang gini.. Kamu itu baru kumpul sekarang saya udah mondar mandir tadi(logat kata brengsek) teman saya datang minta ulangan. Gurunya kan ngomel k gw yaudah. Dipikir gak diterima ok! gw udah mau pulang udah kesel stengah mati. Eh dipanggil ama tuh guru bajingan. diceramahin. ok akhirnya dia suru kumpul.(pulang jadi telat banget) Udah mau kumpul dia bilang”SOALNYA MANA?” kan udah 1 hari udh disimpen dong kertasnya dirumah. dia juga suruh kerjain di kertas lain. eh ngomel lagi bilang( kamu tuh mau apa sih?!) setan bener tuh gru! Pengen dah gw bunuh! Gak pantes guru gitu keluarin aja! kata temen temen “mati aja lo k laut” gitu! saya KESEL banget dendam banget!
  2. Posted by Lilian on March 9, 2010 at 9:36 pm
    stujuu banget!! guru inggris gue brengsekk bngt! udah suka megang2 cwe,tdi siang aja muka gue ditabok pke penghapus papan tulis! brengsek banget sih tuh guru! mana suka ngilangin lembar tugas murid, nyalahin muridnya lagi!
  3. guru MATEMATIKA brengsek bgt ! santet aja guru satu tu, anjrit !
  4. Tega sekali tuh ama guru, dikatain brengsek. Apa nggak takut kualat lu ame pak guru.
-o0o-
---

Sumber :
http://i**oz.wordpress.com/2007/06/22/guru-brengsek/
(blog ini telah dinyatakan tidak diupdate/aktif lagi oleh pemiliknya sejak 2009, namun masih bisa diakses)
Memilukan tapi nyata, itulah yang kita rasakan. Catatan anak ini menjadi sebuah cambuk yang melecut di atas dada kita sebagai guru maupun orang tua. Semoga menjadi pelajaran dan silahkan dikritisi dalam hati masing-masing.

Bagikan artikel melalui :

KOMENTAR

1 comments: