Satu, dua, …, sembilan, sembilan setengah, sembilan tiga perempat …

Untuk mendisplinkan waktu atau mengultimatum, biasanya para guru atau orang tua memberikan tanda hitungan seperti layaknya dalam militer. Diharapkan para siswa akan mengikuti prosedur ini dan hasilnya siswa akan memulai mengikuti kegiatan tepat pada waktunya, misalnya masuk kelas, berkumpul di lapangan, masuk masjid atau orang tua memerintahkan anak untuk menghentikan kegiatan.

Namun sayangnya, kadang-kadang guru atau orang tua tidak konsisten dalam menerapkan prosedur ini, lucu, mereka seperti belajar menghitung.

Berikut contoh yang sering terjadi :


“Dalam hitungan ke sepuluh setiap siswa sudah harus masuk masjid! Satu, dua, tiga, …
Delapan, sembilan, sembilan seperempat, sembilan setengah, sembilan tiga perempat …”


Aneh bukan? Tiba-tiba di akhir hitungan muncul bilangan pecahan … 

Atau contoh berikut :


“Ibu hitung sampai lima, kamu sudah harus mematikan TV! Satu, dua, tiga, empat, …”


Dan angka lima tak pernah disebut!! Biasanya Ibu seolah-olah lupa dengan angka 5 … seperti anak kecil yang belajar menghitung …

Contoh lain :


”Semua sudah harus di masjid dalam hitungan sepuluh! Satu, dua, tiga, ..., delapan, sembilan, ... (lamaaaa sekali, sambil menunggu anak terakhir datang) ..., sepuluh!”


Ustadz seperti anak yang sedang mencoba mengingat-ingat bilangan ...

Apa yang terjadi? Disiplinkah si anak? TIDAK!! Mereka akan berpikir, ”Santai saja, Pak guru menghitungnya baru 5, masih lama ...” atau ”Ibu takut menghukum aku!” dan sebagainya. Kenapa??

Karena guru atau orang tua TIDAK KONSISTEN dengan aturan yang dibuatnya!!!

Bagikan artikel melalui :

, , ,

KOMENTAR

1 comments:

  1. Sebagai ibu, kita sering mengancam seperti itu. Tapi memang anak malah jadi bandel banget. Saya bertanya mengapa bisa? Ooo baru sadar, kita tidak konsisten. Terima kasih buat penulis.

    BalasHapus